Aku, kamu dan Tuhan.

Jakarta, 13 Januari 2014.

Di siang itu, ketika aku sedang berdoa dan melaksanakan ibadah kepada Tuhan, aku ingin bertemu dengan-NYA sedikit lebih lama, aku ingin membicarakanmu dengan-NYA. Aku tak mengerti bagaimana memanjatkan doa dengan baik dan cara supaya dikabulkan, yang aku tau aku curhat, menceritakan keinginanku tentangmu pada-NYA. 

Aku tak tau bagaimana nanti hubungan kita, yang aku tau dan aku mengutipnya "Death ends life not a relationship" apakah kita pada akhirnya menikah, atau justru hanya menjadi teman aku tak tau dan aku terlalu takut untuk tau. 

Aku meminta supaya Allah melihat perjuangan kita, ketulusan cinta kita, tapi aku berpikir sebenarnya itu hanya sebuah permintaan bodoh, tanpa meminta Allah sudah melihat kan? Lalu aku berbicara kembali "ya Allah aku tak tau dia jodohku atau bukan, tapi jika memang ia, persiapkan ia menjadi imam baik untukku kelak dan persiapkan aku menjadi makmumnya yang setia nanti ya Allah". Aku hanya ingin kamu, lelaki yang ku ingin bisa menjadi pemimpin yang baik untukku.

Lalu aku mulai menitikkan air mata, aku menangis tersedu-sedu, aku takut jika Allah ternyata mempersiapkan wanita lain yang lebih untukmu, yang nantinya akan menjadi segalanya buatmu. Aku terdiam dalam isakanku, aku berpikir sebuah kalimat "Cinta itu sesuatu yang mengajarkanmu untuk berbuat ikhlas walau kau tak ingin" dan aku tersenyum kembali, kalau memang kamu bukan untukku, sekali lagi aku belajar sesuatu darimu yaitu ilmu iklhas :)

Ya aku hanya bisa meminta, meminta dan meminta kepada Tuhanku, karena aku tau hanya Tuhanku dan diriku yang bisa menolongku. Aku meminta kamu dalam doaku, aku tak pernah tau apa yang kau minta dalam doamu, aku pun juga tak tau berapa banyak orang disana berdoa memintamu kepada Tuhan mereka. Aku hanya ingin bersamamu, menjadi terbaik untukmu.


Vanda Deosar
Post a Comment (0)
Previous Post Next Post