Seorang Pemuda dan Bunga Mawar

Kisah ini bermula dari seorang lelaki yang bingung untuk memilih pasangan, lelaki ini pun bertanya dengan ibunya.

"Ibu, bagaimanakah aku harus mencari pasangan yang terbaik untuk hidupku kelak?" ucap lelaki itu.
sang ibu berkata "Pergilah nak ke taman, ambilkan ibu bunga yang terbaik".

Lelaki itu pun pergi ke taman, di taman dia melihat sebuah bunga.

"Wah cantiknya bunga ini, apa aku harus ambil sekarang?" batin lelaki itu.
"ah jangan, di depannya masih ada bunga yang lebih bagus"
lelaki itu pun mengelilingi taman tersebut, jika dia sudah menemukan yang terbaik, dia pergi melihat bunga lain sampai dia ke bunga terakhir, namun yang dia temukan sebuah bunga yang jelek. Dia pun berpikir, setelah dia mengelilinginya bunga yang pertamalah yang paling cantik. Dia memutuskan untuk mengambil bunga tersebut dan betawa kecewanya dia saat mengetahui bunga itu sudah diambil orang.



dengan tangan kosong dia pulang ke ibunya.

"Mana bunga untuk ibu?" ibu bertanya.
"Maafkan aku ibu, aku tidak dapat memetik setangkai pun, aku mengelilingi taman dan melewatkan semua yang terbaik sampai aku ke bunga terakhir yang jelek. Aku ingin balik ke yang pertama namun sudah diambil orang." Ujar lelaki itu kecewa.
"Apa pelajaran yang dapat kau ambil hari ini nak?" ucap ibunya dengan lembut.
"Aku seperti dipukul dan disadarkan, selama ini aku melewatkan wanita yang cantik dan terbaik untuk hidupku, wanita yang tulus mencintaiku dengan segenap hatinya hanya untuk mencari wanita-wanita lain. Apakah aku masih bisa kembali kepadanya? Apa dia sudah bersama yang lain seperti bunga yang sudah dipetik orang lain itu bu?" lelaki itu pun terisak.
Ibu memeluknya seraya berkata "Pergilah nak, dapatkan ia kembali. Berdoalah kepada Tuhan semoga kau diberi kesempatan lagi, yang terpenting dari kejadian ini kamu sudah sadar dan belajar untuk berubah".
Lelaki itu pun pergi, pergi dengan senyuman dan rasa optimisnya. Di jalan dia pun berdoa. Doa hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Vanda Deosar
Post a Comment (0)
Previous Post Next Post