Cinta Sejati Sampai Mati [Part II]

"Sellaaaaaaa, oi!!! ternyata cowok yang lo ajak berkelahi terus itu ganteng ya. Lo punya nomor dia gk? gue bagi dong? gue mau pdkt sama dia ah" Ucap Riri yang begitu bersemangat.
"Idih? lo demen sama orang kayak gitu? tuh nomornya gue bbm-in ya. Bingung gue, cowok kasar begitu kok disukain sih. ihh" kataku ketus.
"Ih lo aja tuh yang matanya buta, cowok seganteng itu bukannya dipacarin tapi malah diberantemin. Kalo gue pacarin lo jangan nyesel ya pokoknya!" jawabnya antusias.
"apaan deh lo heboh amat? udah ah gue laper. Gue butuh makan bukan butuh cowok. Mau ikut gak?"

Yang tidak aku suka dari istirahat adalah kantin yang penuh, tapi semua tertutup oleh rasa laparku. Aku berniat makan ayam goreng, tapi karena ada cowok menyebalkan itu aku mengurungkan niat dan memilih soto ayam. Pas juga untuk cuaca yang dingin.

"Eh, menurut lo gue sms dia duluan gak?" tiba-tiba Riri mengangkat topik cowok lagi.
"Hah? sms siapa? kita lagi ngomongin siapa sih?" aku masih bingung.
"Kita lagi ngomongin cowok yang 15 detik lagi bakalan kesini, gue hitungin ya" ujar Riri dengan semangat.
Riri ini baru putus dari pacarnya dan dia butuh cowok baru untuk move on, jadi aku memaklumkan sikapnya dia yang satu ini.
"siapa sih? gue ga ngerti ah" aku sambil gelagapan, belum sempat aku bertanya lagi. Riri menyapa seseorang "Hai Randy, lo lagi nyari tempat duduk? sini aja yuk sama gue dan Sella. Bolehkan Sel? iya kan Sel?" Riri mengucapkannya sambil mencubit pahaku.
"Terserah, ini tempat umum. Bukan tempat pribadi, kalau lo mau duduk ya duduk aja" ucapku tanpa melihat ke arah Randi.
"Yailah galak amat jadi cewek, hati-hati lo gak laku" ucapnya dengan mengejek.
yah terserahlah dia mau bilang apa, aku tidak peduli. Aku fokus untuk memakan makananku. Sepanjang aku makan mereka berdua asyik mengobrol dan Randi sering menyindirku, tentang aku yang makan banyak atau kejutekanku.

Karena kejadian di kantin dan dekatnya Riri dengan Randi akhirnya aku menjadi dekat dengan Randi. Sedikit mengurangi sindiran dan kejutekanku, ternyata Randi anaknya asyik juga. Walau terkadang dia tetap menjengkelkan. 
Suatu hari Riri curhat kepadaku tentang Randi.

"Eh Sel, gue udah menyatakan suka ke Randi. Gue ditolak. Katanya dia udah suka sama orang lain, menurut lo siapa ya? katanya orangnya jutek, nyebelin dan ga suka balik sama Randi. Ah gue patah hati ni" 
"lo serius ngomong ke dia? ckck. Siapa? gue gatau ah. Gak musingin dia juga sih" kataku.
" Apa jangan-jangan elo? elo kan jutek, nyebelin dan berantem terus sama dia?" Ujar Riri dengan curiga.
" Apaan? kenapa jadi gue? banyak orang di luar sana juga nyebelin. Gak usah ngada-ngada deh" 
" Pokoknya lo ga boleh jadian sama Randi ya? gue gk mau! janji? "
" Apa deh lo? iya deh iya demi lo yang lagi patah hati " aku iyain aja.
" Lo emang bestfriend gue banget deh" katanya sambil memelukku.

Sore itu, kami bertiga janjian untuk nonton bareng Indonesia VS Belanda, Randi yang menyiapkan tiketnya untuk kami. Kami melaju ke GBK. Wah ramenya ini, tapi tetap dukung Indonesia. Skor akhirnya tidak memuaskan, sekali lagi kita dijajah Belanda. Sehabis itu aku berencana pulang, karena sudah malam dan besok sekolah.

"Eh kemana ni? makan dulu yuk? gue laper ni" kata Riri.
"Ah nggak ah, gue ngantuk. Gue mau tidur aja" kataku.
"Iya, pulang aja yuk. Gue ada yang mesti dikerjain nih" Ucap Randi.
"Ah payah kalian, yaudahlah pulanglah yuk" Riri jalan duluan dengan sebal.

Riri yang pertama diantar Randi, alhasil aku tinggal berdua dengan Randi. Di mobil kami bercanda-canda dan ngobrol. Ternyata nyambung juga sama ngobrol sama Randi, dibalik sifatnya yang menjengkelkan dia punya sifat baik dan perhatian.

"Eh, gue boleh tanya sesuatu?" tiba-tiba dia berkata.
" Apaan? bolehlah "
"Di sekolah ada cowok yang lo suka gk? gue penasaran, lo kan jutek tuh hahaha. " katanya sambil tertawa-tawa.
" walaupun gue jutek, gue masih doyan cowok kali. sorry ya. hemh, orang yang disuka? mau tau ya? kepo." balasku sambil nunjuk-nunjuk dia.
" yeeee, nggak! nyebelin lo, tapi ngangenin kok hehe."
" haaaaaaah? sok gombal lo! " aku bicara sambil malu, aku kira mukaku memerah.
" ciyeeee malu haha. Tapi serius kok, kadang gue suka kangen sama lo. haha. Kangen main kata-kataan, kangen bikin lo jengkel, kangen bikin lo marah-marah." ucap dia serius.
" eh lo serius ni? apaan sih lo. Udah ah ganti topik haha" dan aku pun salah tingkah.
Akhirnya dia ganti topik dan tidak menyinggung ucapan tadi. 
Sampai di rumah, aku tidak memungkiri, aku benar-benar memikirkan ucapannya. Ternyata dia manis juga :)


-----bersambung-----

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post