Pengalaman nonton Theater - Perempuan-perempuan Chairil


Pertama kali Instagram Happy Salma memposting tentang pengumuman akan teater Perempuan-perempuan Chairil, saya udah kalang kabut. Kalang kabut disini dimaksud : harga tiketnya mahal huaaaaaaaa... Untuk kelas paling rendah seharga Rp. 200.000 dan paling mahal seharga Rp. 1.000.000. Sedangkan, saya suka banget puisi dan nggak mungkin melewatkan Chairil Anwar dan ini diinspirasi dari buku karangan Hasan Aspahani berjudul Chairil. Udah gitu, jajaran pemain teater ini patut diacungi jempol, dibawahi oleh Titimangsa Foundation yang bekerja sama pula dengan Bakti Budaya Djarum Foundation, saya akhirnya ngerti kenapa tiketnya mahal dan setelah menontonnya, saya puas dan tidak menyesal sama sekali.

Teater ini bercerita tentang perempuan-perempuan yang pernah singgah dalam hati Chairil Anwar, seorang pemuda dari Medan yang bermimpi menjadi penyair dan dia berhasil menjadi penyair, setidaknya dalam 7 tahun masa produktifnya, sekitar 70 sajak sudah ia ciptakan dan perempuan adalah inspirasi besar dalam setiap sajak Chairil. Teater terbagi menjadi 4 babak dan setiap babak berdurasi 30 menit. Chairil Anwar diperankan oleh Reza Rahardian, aktor hebat yang namanya sudah sangat terkenal di Indonesia karena prestasinya yang menurut saya luar biasa.

Perempuan pertama bernama Ida Nasution, diperankan oleh Marsha Timothy. Seorang mahasiswi muda yang hebat, pemikir kritis dan bisa menyaingi intelektualisme Chairil ketika berdebat. Babak ini berisi tentang Chairil yang terus menerus berusaha mendekati Ida, namun Ida tahu, Chairil seorang playboy dan banyak merayu wanita. Chairil sangat mengagumi Ida dan mencintainya, namun cinta ini bertepuk sebelah tangan. Disini, saya sangat memuja akting Marsha Timothy dalam memerankan gadis Medan dengan cadel S, profesional dan sikap dingin yang ditunjukkannya.

"Kau mudah ditebak, Chairil, seperti kebanyakan seniman, selalu ingin menjadi pusat perhatian" - Ida Nasution

Babak dilanjutkan dengan Chairil Anwar yang sedang merayu Sri Ajati, juga seorang mahasiswi yang sering jadi model lukisan, mengagumi Chairil, gadis ningrat yang tidak pernah membeda-bedakan kawan dan pandai dalam memainkan teater. Sayangnya, Sri Ajati takut terhadap cinta Chairil, ketakutannya akan dipermainkan Chairil membuatnya menerima tawaran pernikahan dari seorang dokter. Sri Ajati diperankan oleh Chelsea Islan.


"Bila ada perkara-perkara di dunia, mencintai penyair adalah salah satunya" - Sri Ajati

Perempuan ketiga bernama Sumirat, seorang terdidik dan selalu menikmati sajak-sajak Chairil. Mengagumi pandangannya dan membalas cinta Chairil dengan sama besarnya, sayangnya ego Chairil menghancurkan hubungan ini dan akhirnya justru Chairil pergi meninggalkan Sumirat yang diperankan oleh Tara Basro. Disini saya kesal sama Chairil hahaha. Karena Sumirat sudah begitu mencintainya, namun karena mimpinya yang terlalu besar, menghancurkan segalanya.

"Kau seperti orang yang lupa bagaimana caranya bahagia" - Mirat

Perempuan terakhir adalah Hapsah dan diperankan oleh Sita Nursanti. Perempuan yang akhirnya dinikahi oleh Chairil dan memberikan seorang anak, yang berani meninggalkan segalanya karena tahu suatu hari Chairil Anwar akan berubah, meskipun sudah terlambat. Cinta Hapsah ternyata tidak mampu juga mengalahkan mimpi Chairil yang terlalu besar.

"Aku tau kau kesepian, Chairil. Tapi hati perempuan yang tak dimengerti, lebih sepi dari kesepian apapun..." - Hapsah

Dan teater berakhir dalam babak Chairil yang sedang membantu temannya untuk menuliskan kata motivasi saat pemerintahan Soekarno. Jujur, pengalaman saya dalam menonton teater ini indah sekali, setiap hening, kegelapan, penghayatan dari para pemeran mampu menghipnotis saya untuk duduk terdiam. Dalam beberapa kesempatan, saya tertawa lepas karena tingkah konyol Chairil dan gemas dengan Hapsah, apalagi saat Chairil memanggil Hapsah dengan sebutan gajahku sayang. Banyak sajak yang di bacakan oleh Chairil yang mampu membangkitkan getar di hati (halaaaah). Saya pun benar-benar puas, dari para pemain yang menghidupkan suasana, permainan musik dari The White Shoes and The Couples Company, penataan cahaya, posisi duduk yang pas (walau kelas 3, hehehe) dan cerita yang kereeeeeeeen. Saya berjanji di kemudian hari akan banyak nonton teater-teater nantinya!!! 

1 Comments

Post a Comment
Previous Post Next Post